PendidikanAnak Usia Dini (PAUD) sebagai strategi pembangunan sumber daya manusia dipandang sebagai titik sentral dan sangat fundamental serta strategis mengingat bahwa: 1. Demikian penulisan makalah tentang pandangan para ahli tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Dengan adanya penulisan makalah ini, penulis atau penyusun lebih paham dan siap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Pengertian PAUD dan Alasan Pentingnya PAUD akan disajikan dalam bentuk tanya jawab yang bisa digunakan oleh penilik dan pengawas PAUD dalam menjalankan tugasnya. Artikel PAUD ini merupakan seri dari rangkaian sosialisasi PAUD kepada masyarakat yang bisa dijadikan oleh Penilik atau Pengawas dalam melakukan tugasnya. Seri artikel PAUD ini terdiri dari PENILIK / PENGAWAS PAUD PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PAUD PENDIRIAN DAN PENYELENGGARA PAUD PENGELOLA PAUD TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN PAUD PESERTA DIDIK PAUD KURIKULUM PAUD EVALUASI DUKUNGAN ORANGTUA,MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH TERHADAP PROGRAM PAUD ORGANISASI MITRA PAUD Silahkan klik link diatas untuk mendapatkan pengertian masing-masing. Warna merah dicetak tebal diatas merupakan posisi yang sedang dibaca saat ini. 1. Apakah yang dimaksud dengan PAUD? PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 2. Mengapa program PAUD itu penting? Masa anak usia dini merupakan masa emas perkembangan, banyaknya pengalaman yang diperoleh anak melalui panca indera akan membuat otaknya menjadi subur dan berkembang. Kualitas otak anak dipengaruhi oleh faktor kesehatan, gisi, dan stimulasi/ rangsangan yang diterima anak setiap hari melalui panca inderanya. Rangsangan yang diterima oleh program PAUD membuat anak siap mengikuti pendidikan selanjutnya. 3. Mengapa sekarang banyak PAUD di berbagai Wilayah? Bertumbuhnya PAUD dengan subur di Indonesia karena PAUD telah menjadi Komitmen/kesepakatan nasional untuk memperbaiki kualitas kemampuan Indonesia agar menjadi generasi yang berkualitas, setiap anak perlu mengikuti pendidikan sejak usia dini. 4. Sejak kapankah program PAUD di Indonesia dimulai dalam skala besar oleh Pemerintah? Sejak terbentuknya Direktorat PAUD saat itu PADU pada tahun 2001. 5. Apakah anak saya yang masih berusia satu tahun perlu di masukan ke Lembaga PAUD? Ya, agar mendapatkan layanan pendidikan dan pengasuhan sejak dini yang optimal. Anak-anak usia 0-2 tahun dapat mengikuti layanan pengasuhan bersama di Pos PAUD seminggu sekali bersama orang tuannya; pada usia 2-4 tahun dapat mengikuti layanan KB 2-3 kali/minggu; dan pada usia 4-6 tahun dapat mengikuti layanan TK/RA. Sebaiknya anak dimasukan ke SD/MI setelah berusia 7 tahun atau sekurang-kurangnya setelah 6 tahun. 6. Bagaimana akibatnya kalau anak kurang memperoleh layanan PAUD pada masa usia dini? Perkembangan jaringan otaknya tidak optimal dan sebagian sel otaknya akan mati/musnah sehingga mempengaruhi kecerdasan dan kecakapan psikis lainnya. 7. Apa sajakah bentuk layanan PAUD? Taman Kanak-kanak atau TK, merupakan salah satu bentuk satuan PAUD bagi anak usia 4-6 tahun. Raudatul Athfal atau RA, merupakan salah satu bentuk satuan PAUD dengan kekhasan agama Islam bagi anak usia 4-6 tahun. Kelompok bermain atau KB, merupakan salah satu bentuk satuan PAUD bagi anak usia 2-4 tahun dan dapat diperpanjang sampai usia 6 tahun dalam hal di lokasi tersebut belum ada TK/RA. Taman penitipan anak atau TPA merupakan salah satu bentuk satuan PAUD bagi anak usia 0-6 tahun bagi keluarga yang berhalangan mengasuh anak karena bekerja atau sebab lain. Pos Pendidikan Anak Usia Dini atau Pos PAUD merupakan salah satu bentuk satuan PAUD bagi anak usia 0-6 tahun yang penyelenggaraannya diintegrasikan dengan layanan Posyandu dan Bina Keluarga Balita BKB. Pos PAUD Dikategorikan sebagai Satuan PAUD Sejenis. Selain itu masih ada bentuk-bentuk satuan PAUD sejenis lainnya seperti PAUD berbasis Taman Pendidikan AL-Quran PAUD-TPQ, PAUD berbasis Pelayanan Anak Agama Kristen PAUD-PAK, dan PAUD berbasis Bina Iman Anak BIA. 8. Apakah perbedaan antara TK dan PAUD? PAUD merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dapat diselenggarakan dalam bentuk TK/RA, KB, TPA dan SPS. Dengan demikian, TK merupakan salah satu bentuk layanan PAUD. 9. Mengapa beberapa layanan PAUD tersebut memiliki sasaran usia yang sama? Berbagai bentuk satuan PAUD tersebut dimaksudkan sebagai alternatif untuk memberikan pilihan kepada masyarakat bentuk layanan mana yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada. Penyelanggaraan PAUD jalur pendidikan Formal berbentuk Taman Kanak-Kanak TK/Raudhatul Aftal RA dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 4 – ≤6 tahun. Sedangkan penyelenggaraan PAUD Jalur pendidikan non formal berbentuk Taman Penitipan Anak TPA dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 0 – <2 tahun, 2 – <4 tahun, 4 – ≤6 tahun dan program untuk anak usia 0 – ≤6 tahun; Kelompok Bermain KB dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 2 – <4 dan usia 4 – ≤6 tahun. 10. Apa yang perlu diperhatikan oleh Orangtua dalam memilih PAUD bagi pendidikan anaknya? Pilihlah lembaga yang pembelajarannya melalui bermain dan dan memberikan stimulasi/ rangsangan pendidikan kepada anak sesuai dengan tahap perkembangannya karena anak belajar melalui apa yang didengar, dilihat, dicium, diraba/sentuh, dan dirasakannya. Jangan paksa anak untuk menguasai materi pelajaran sekolah dasar seperti membaca, menulis dan berhitung karena belum saatnya. Portal pendidikan anak usia dini no. 1 di Indonesia, Kurikulum dan pembelajaran PAUD terbaru. Follow sosial media kami.
PentingnyaPAUD : Mengapa PAUD penting bagi perkembangan anak? Inilah alasan pentingnya PAUD Menurut Para Ahli. Pentingnya pendidikan anak usia dini (paud) MEMBAWA Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa displin ilmu, diantaranya: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak
ByAdmin. Pengertian PAUD secara filosofi adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga mereka mempunyai kesiapan memasuki pendidikan selanjutnya dengan upaya pemberian rangsangan pendidikan. PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pendidikan seumur hidup
Model strategi dan pengertiaan Pembelajaran Anak Usia Dini Menurut Para Ahli. Kegiatan Pembelajaran PAUD Pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan beberapa metode yang termuat dalam karakteristik cara belajar anak usia dini. Pembelajaran PAUD dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut Pembelajaran Anak Usia Dini Menurut Para Ahli 1. MALOW Menurut Maslow, dalam perkembangannya anak mempunyai berbagai kebutuhan yang perlu dipenuhi, yaitu kebutuhan primer yang mencakup pangan, sandang, dan papan’ serta kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan penghargaan terhadap dirinya. Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, anak termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah bersifat dasar/fisiologis sampai yang paling tinggi aktualisasi diri. Adapun hirarki kebutuhan diambil dari Wikipedia tersebut adalah sebagai berikut a. Kebutuhan fisiologis atau dasar Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar basic needs yang jika tidak dipenuhi maka manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman safety needs. b. Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan keselamatan membiarkan individu untuk merasa selamat dan aman. Jika safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan anak tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif. c. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi Setiap anak ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang-orang di sekitarnya. Ia ingin mencintai dan dicintai. Anak ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Anak butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga. d. Kebutuhan untuk dihargai Anak yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri self actualization. e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri Pemenuhan potensi diri sendiri dikenali. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari kebenaran, kebaikan, keindahan atau kecantikan, keseluruhan kesatuan, dikotomi-transedensi, erkehidupan berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya, keunikan, kesempurnaan, keniscayaan, penyelesaian, keadilan, keteraturan, kesederhanaan, kekayaan, bermain, dan mencukupi diri sendiri Terpenuhinya kebutuhan tersebut akan memungkinkan anak mendapat peluang mengaktualisasikan dirinya, dan hal ini dapat menghadirkan pelatuk untuk mengembangkan seluruh potensi secara utuh. Pemenuhan kebutuhan dalam harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Prinsip tersebut dinamakan praktek-praktek yang sesuai dengan perkembangan anak atau disebut juga developmentally appropriate practice atau DAP 2. SMILANSKY Smilansky mengungkapkan bahwa anak usia dini belajar melalui panca indranya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungannya. Terdapat beberapa tipe bermain dalam pembelajaran yang dijabarkan Smilansky, diantaranya yaitu functional play, constuctive play, dramatic play dan game with rules. Functional play adalah sebuah bentuk permainan dimana anak menggunakan indera dan otot-ototnya untuk bereksperimen dengan bahan-bahan baik didalam maupun di luar ruangan dan belajar bagaimana sesuatu dapat bergerak bersamaan. Hal ini memuaskan kebutuhan anak untuk menjadi aktif dan bereksplorasi. Dalam bermain fungsional anak mengulang perilaku mereka terus menerus sambil berbicara pada dirinya sendiri tentang apa yang ia lakukan. Dalam bermain pembangunan membantu anak dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan yang akan mendukung dalam kegiatan akademik. Smilansky mengungkapkan bahwa di dalam constuctive play, children’s actions are purposeful and directed toward a goal. Ketika anak diberikan kesempatan untuk bermain ini berarti anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan perkembangan kognitif, sosial, emosional dan perkembangan fisiknya. Dramatic play dapat berkembang sepanjang bermain fungsional. Perbedaan utama antar bermain drama dengan bermain jenis laniinya adalah bahwa bermain drama berorientasi pada orang, bukan berorientasi pada bahan atau objek. Anak-anak yang tidak terlibat secara terus menerus dalam bermain peran dengan anak-anak lain mengalami kesulitan di kemudian hari. Dalam kegiatan game with rules anak sudah memahami dan bersedia mematuhi peraturan permainan. Aturan permainan pada awalnya dapat dan boleh diubah sesuai kesepakatan orang yang terlibat dalam permainan asalkan tidak menyimpang jauh dari aturan umumnya., misalnya bermain kartu domino, bermain tali atau monopoli Sujiono, 2009119 3. ERIKSON Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas social Sumantri & Syaodih, 2008 Perkembangan afektif merupakan dasar perkembangan manusia. Erikson membagi delapan tahap perkembangan psikososial anak yaitu sebagai berikut. a. Trust vs Mistrust 0-1 thn Bayi yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diaajak main dan bicara, maka akan tumbuh perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang disekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia menggantungkan hidupnya. Jika sebaliknya, maka pada bayi akan tumbuh rasa takut serta ketidakpercayaan terhadap dunia di sekelilingnya. b. Autonomy vs Shame & Doubt 2-3 thn Jika anak menninggalkan masa perkembangan ini dengan autonomi yang lebih kecil daripada rasa malu dan ragu, ia akan mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomi pada masa remaja dan dewasanya. Sebaliknya, jika anak melalui masa ini dengan adanya keseimbangan serta dapat mengatasi rasa malu dan ragu dengan rasa outonomus, maka ia sudah siap menghadapi siklus kehidupan berikutnya. c. Initiative vs Guilt 4-5 thn Anak yang diberi kebebasan dan kesempatan untuk berinisiatif pada permainan motoris serta mendapat jawaban yang memadai dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya, maka inisiatifnya akan berkembang dengan pesat. d. Industry vs Inferiority 6 th-pubertas Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain, dan belajar menurut peraturan yang ada. Pengalaman-pengalaman anak mempengaruhi industyi dan infentiority anak. e. Identity & Repudiation vs Identity Diffusion masa remaja Pada masa ini anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. Ia mempunyai perasaan-perasan dan keingainan baru sebagai akibat perubahan-perubahan tubuhnya. f. Intimacy & Solidarity vs Isolation masa dewasa muda Pada tahap ini keberhasilan tidak bergantung secara langsung kepada orang tua. Jika intimacy tidak terdapat di antara sesama teman, akan terdapat apa yang disebut isolation. g. Generativity vs Stagnation masa dewasa Generativity berarti orang mulai memikirkan orang-orang lain di luar keluarganya sendiri. Orang yang tidak berhasil mencapai generavity berarti ia berada dalam keadaan self absorption dengan hanya memutuskan perhatian kepada kebutuhan-kebutuhan dan kesenangan pribadinya saja. h. Integrity vs Despair masa tua. Pada tahap ini usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan. Integrity timbul dari kemampuan individu untuk melihat kembali kehidupannya yang lalu dengan kepuasan. Sedangkan despair, yaitu keadaan dimana individu yang menengok ke belakang dan meninjau kembali kehidupannya di masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan arah. 4. PIAGET Menurut pandangan Piaget dalam Sujiono, 2012 120 intelegensi anak berkembang melalui suatu proses active learning dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk terlihat secara aktif dalam kegiatan yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indera anak. Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 fase, yaitu a. Sensori Motor 0-2 tahun Pada tahap ini anak berinteraksi dengan dunia sekitar melalui panca indera. Dapat berpikir kompleks seperti bagaimana cara untuk mendapatkan suatu benda yang diinginkan dan melakukan apa yang diinginkannya dengan benda tersebut. Kemampuan ini merupakan awal berpikir secara simbolik yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara empirik. b. Pra Operasional 2-7 tahun Fase ini merupakan masa permulaan anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Cara berpikir anak belum stabil dan belum terorganisir secara deduktif. c. Operasi Konkret 7-12 tahun Anak sudah mempunyai kemampuan berpikir secara logis dengan syarat objek yang menjadi sumber berpikir tersebut hadir secara konkret. Anak dapat mengklasifikasi objek, mengurutkan benda sesuai dengan tata urutannya, memahami cara pandang orang lain dan berpikir secara deduktif. d. Operasi Formal 12 tahun ke atas Anak dapat bepikir secara abstrak seperti kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan terjadi, melakukan proses berpikir ilmiah yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. 5. VYGOTSKY Konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vygotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun lingkungan fisik. Inti konstruktivisme Vygotsky adalah interaksi antara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar. Konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang mempunyai suatu pedoman dalam filosofi dan antropologi sebaik psikologi. Vygotsky memandang bahwa kognitif anak berkembang melalui interaksi sosial. Anak mengalami interaksi dengan orang yang lebih tahu. Berhubungan dengan proses pembentukan pengetahuan, Vygotsky mengemukakan konsep zone of proximal development ZPD sebagai kapasitas potesial belajar anak yang dapat berwujud melalui bantuan orang dewasa atau orang yang lebih terampil Sujiono, 2012 115. ZPD atau scaffolding interpretation merupakan tahapan untuk mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Empat tahapan yang terjadi dalam perkembangan dan pembelajaran a Tindak anak-anak masih dipengaruhi/dibantu orang lain b Tindakan anak didasarkan atas inisiatif sendiri c Tindakan anak berkembang spontan dan terinternalisasi d Tindakan spontan akan terus diulang-ulang hingga anak siap untuk berpikir secara abstrak. Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya. Pertama, menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan scaffolding. Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah Menurut Vygotsky keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi social langsung. Melalui pengoranisasian pengalaman-pengalaman interaksi social yang berada dalam suatu latar belakang kebudayaan ini. Perkembangan anak menjadi matang. Pembelajaran berdasarkan scaffolding yaitu memberikan ketrampilan yang penting untuk pemecahan masalah secara mandiri, seperti diskusi dan praktek langsung. Zone of Proximal Development adalah wilayah dimana anak mampu untuk belajar dengan bantuan orang yang kompeten. Batas ZPD yang lebih rendah ialah level pemecahan masalah yang di capai oleh seorang anak yang bekerja secara mandiri. Dan batas yang lebih tinggi ialah level tanggung jawab tambahan yang dapat di terima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur yang mampu. Ada beberapa prinsip dasar dalam penerapan teori Vygotsky dikelas Belajar dan berkembang adalah aktivitas sosial dan kolaboratif. ZPD dapat menjadi pemandu dalam penyusunan kurikulum dan pelajaran. Pembelajaran disekolah harus dalam konteks yang bermakna, tidak boleh dipisahkan dari pengetahuan anak-anak yang dibangun dalam dunia nyata’ mereka. 6. HOWARD GARDNER Teori Kecerdasan Ganda Multiple Inteligence dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang profesor psikologi dari Harvard University. Gardner mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda. Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence mengusulkan delapan macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intelegence Intelegensi Ganda. Intelegensi ganda meliputi a kecerdasan linguistik-verbal dan b kecerdasan logika-matematik c kecerdasan spasial-visual, d kecerdasan ritmik-musik, e kecerdasan kinestetik, f kecerdasan interpersonal, g kecerdasan intrapersonal, h kecerdasan naturalis. Howard Gardner mengemukakan bahwa pada dasarnya anak memiliki delapan jenis kecerdasan dasar tersebut. a. Kecerdasan Bahasa Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks. Anak dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. b. Kecerdasan Matematis/Logis Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran. Anak yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik. c. Kecerdasan Spasial Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan anak untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Anak yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis. d. Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan yang memungkinkan seorang memanipulasi objek dan cakap melakukan aktivitas fisik. Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh. e. Kecerdasan Musikal Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik. Kecerdasan musikal merupakan suatu alat yang potensial karena harmoni dapat merasuk ke dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang tersembunyi di dalam jiwa. f. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara efektif dengan orang lain. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, anak dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak g. Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain. h. Kecerdasan Naturalis Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini. NOJenis KecerdasanKecenderungan / KegemaranMetode Belajar 1Bahasa / VerbalGemar - membaca - menulis - bercerita - bermain kataMembaca, menulis, mendengar 2Matematis LogisGemar - bereksperimen - tanya jawab - menjawawab teka-teki logisBerhitung, aplikasi rumus, eksperimen 3SpasialGemar - mendesain - menggambar - berimajinasi - membuat sketsaObservasi, menggambar, mewarnai, membuat peta 4Kinestetik tubuhGemar - menari - berlari - melompat - meraba - memberi isyaratMembangun, mempraktekan. menari, ekspresi 5Musikal Gemar - bernyanyi - bersiul - bersenandungMenyanyi, menghayati lagu, mamainkan instrumen musik 6InterpersonalGemar - memimpin - berorganisasiObservasi alam dan bermain kelompok bersama teman-teman 7Intrapersonal Gemar - menyendiri - memilih tokoh favorit yang positif, dan membaca serta menjadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahanMeluangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami. 8NaturalisGemar - bermain di alam - memelihara hewan - senang dengan tumbuh-tumbuhanMengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Kemampuan mendidik sangat erat kaitannya dengan kemampuan mengidentifikasi dan melihat potensi kecerdasan pembelajar serta memahami bagaimana hal itu dikumpulkan dalam suatu rangkaian belajar yang menarik. Setiap pembelajar memiliki sembilan kecerdasan dan dapat dikembangkan sampai tingkat kompetensi yang paling optimal dapat dicapai anak. Di sisi lain, masing-masing anak memiliki kecenderungan inklinasi terhadap kecerdasan tertentu atau kelebihan yang ditunjukkan melalui perilaku spesifik. Dalam pembelajaran harus dihindari pembatasan kemampuan hanya dalam satu katagori atau wilayah kecerdasan tertentu saja. Tetapi lebih penting bagaimana anak di perlakukan sebagai orang yang sedang melakukan perjalanan hidupnya dengan cara yang memungkinkan mengoptimalkan apa yang ada dalam dirinya. Tabel tersebut menggambarkan tentang kecenderungan dan kegemaran dan perilaku yang dapat dimati dan metode belajar yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan masing-masing kecerdasan. Semoga Pembelajaran Anak Usia Dini Menurut Para Ahli bermanfaat.
1 Murid mencapai keberhasilan dengan baik tanpa bantuan. 2. Murid mencapai keberhasilan dengan bantuan orang lain. 3. Murid gagal meraih keberhasilan. Dalam teori vygotsky ini anak usia dini menggunakan pembicaraan bukan untuk komunikasi saja tetapi juga membantu anak dalam mengerjakan tugasnya sebagai murid.